8 Tipe Pelanggan Mini Market Yang Menyebalkan Menurut Orang Jepang



Mini market atau yang biasa disebut convenience store/conbini di Jepang pastinya sudah menjadi salah satu bagian hidup yang tidak terpisahkan. Praktisnya memiliki sebuah mini market di dekat rumah, atau dekat tempat kerja menjadi alternatif cepat kapanpun kamu ingin berbelanja. Jepang bahkan memiliki mini market yang tidak mini-mini banget, karena ukurannya yang luar biasa besar.

Tapi pernahkah kamu berjumpa dengan pelanggan yang menyebalkan di mini market? Mereka yang berlama-lama di kasir, mereka yang menyerobot antrian, mereka yang banyak tanya menjadi sebuah pemandangan normal di mini market. Tapi yang paling berpengalaman mengenai hal ini tentu para pegawai conbini tersebut, dan ternyata di Jepang pun banyak pelanggan yang menyebalkan. Karena itu mari kita lihat 8 tipe pelanggan conbini yang menyebalkan menurut pegawainya.

1. Pelanggan yang tidak sabaran


Pernah bertemu orang yang tidak sabaran? Mereka yang bahkan kita belum selesai ngomong apa tapi mereka sudah membalas seakan tidak tertarik. Terutama mereka yang biasanya pegawai belum selesai menawarkan “mau beli pulsa apa nggak” tapi sudah ditolak. Hal ini membuat kamu dianggap kasar dan tidak sabaran.

2. Pelanggan yang berdebat mengenai siapa yang mau bayar


Dalam hal ini, kita butuh minimal 2 orang yang akan membayar belanjaan mereka. Apalagi di negara yang sopan seperti Jepang, tidak jarang akan ada 2 (atau lebih) orang yang akan bolak-balik berargumen mengenai siapa yang mau membayar. Di Indonesia? Kalau ada yang mau bayarin belanjaan saya sih, terima kasih banyak.

3. Maniak selotip


Di Jepang, menandakan barang dengan sebuah selotip bergambar/berwarna artinya kamu sudah membayar barang tersebut. Hal ini bukan masalah bagi orang dewasa, tapi menjadi masalah saat mereka membawa anak kecil. Sebenarnya ini masalah kecil, tapi kadang annoying juga kalau disuruh cepat-cepat hanya untuk menempelkan sepucuk selotip di barang belanjaannya.

4. Membayar dengan uang receh


Di Jepang, pecahan uang recehnya cukup bervariasi, mulai dari 1 Yen, 5 Yen, 10 Yen, 50 Yen, dan 100 Yen. Setiap pecahan uang tersebut pun bisa digunakan di mana saja, untuk membeli minum di vending machine, untuk membeli tiket kereta, dan masih banyak lagi. Tapi siapa yang tidak kesal bila kamu berbelanja 1.000 Yen (140.000 Rupiah) dan dibayar dengan uang receh? Bisa-bisa dilempar balik itu uang receh.

5. Tukang jilat jari


Terkadang, ada orang yang menggunakan sebagian dari ludah mereka supaya lebih mudah untuk mengambil uang. Memang, sepertinya teori dan logikanya tidak salah tapi sepertinya kok kurang higienis ya? Bayangkan perasaan kamu memegang benda yang sudah diludahi orang lain.

6. Tukang ngacangin


Pernah dikacangin? Rasanya enak? Nggak? Sama dengan pegawai mini market yang dikacangin oleh para pelanggan. Tidak hanya dianggap kurang ramah, mungkin pegawai itu akan dendam seumur hidup hanya gara-gara dikacangin.

7. Tukang ngilerin produk


Hal ini biasanya disebabkan oleh ibu-ibu yang bawa bayi berkunjung ke mini market, mereka akan memberikan bayinya sebuah produk yang bisa dipegang dan dibuat main-main oleh si bayi. Namun pada saat barang tersebut diambil oleh si kasir, barang tersebut sudah penuh dengan air liur. Lihat lagi poin nomor 5 tentang tukang jilat jari.

8. Yang ini kayaknya ninja


Ada beberapa pelanggan yang terkadang tidak sabaran dan pergi lebih dulu sebelum auranya hilang. Mereka yang mungkin diburu waktu atau memang tidak peduli dengan struk pembayarannya. Orang-orang seperti ini mungkin cocok jadi ninja.

source: JurnalOtaku
Previous
Next Post »